Nilai Dibawa Mati atau Mati Dibawa Nilai

Kamis, 22 Maret 2018


     Hari ini adalah hari ke-4 dari USBN dan hari ini gue saksikan sebuah peristiwa yang sepertinya sudah lazim. Nyontek. Ada yang menggunakan cara lama yaitu nanya ke sebelahnya, ada juga yang menyontek dengan cara yang dipengaruhi oleh globalisasi. USBN kali ini berbasis CBT dan menggunakan laptop masing-masing siswa, bukan milik sekolah maka semua murid yang memiliki niat jahat bisa dengan mudah menyimpan catatan atau contoh soal yang sudah pernah dibahas untuk kemudian diakses pada saat ujian. Apa yang mendorong gue membuat tulisan ini hanyalah sebuah pertanyaan. Kenapa? Why?



     Gue sendiri bukan contoh yang baik karena ranking 3 digit di angkatan bukanlah hal yang bisa dibanggakan tapi selama ini nilai ulangan gue hasil sendiri. Hasil males belajar dan kejelekkan sendiri. Perlu diperjelas terlebih dahulu, sejak kelas XI (lupa jika ditanya soal kelas X), gue mengerjakan sendiri ulangan harian dan/atau tes mendadak apapun yang dilontarkan tiap guru. Perlu diperjelas lagi, nilai ulangan gue adalah murni hasil pemikiran (atau kurangnya pemikiran) diri sendiri, dengan pengecualian pada saat remedial dimana gue memang sering nyalin hasil remedial orang lain tapi tidak selalu, hanya sering.

     Pernah hal ini dikonsultasikan kepada salah satu guru BK dan jawaban beliau "Udah gausah ikutan nyontek, itu urusan mereka. Nanti kan dipertanyakan juga pas udah meninggal" dan jawaban beliau itu pada saat itu membawa ketenangan hati. Dan niat menjadi seorang idealis yang tidak akan menyontek saat ulangan pun bertambah kuat, walaupun hasilnya adalah ranking terakhir sekalipun tapi mudah-mudahan ga separah itu juga hasilnya, karena seharusnya usaha tidak mengkhianati hasil. Hanya saja gue masih menunggu kapan hasil dari tidak menyontek tersebut akan datang, mungkin tidak dalam bentuk nilai bagus, bisa saja dalam bentuk rejeki lain baik berupa material atau non-material. Mudah-mudahan menjadi seorang idealis yang anti menyontek di masa SMA bisa menular ke orang lain, seberat apapun cobaannya.

Teruntuk teman-teman gue yang menyontek, semoga kalian ga ketauan guru dan semoga kalian cepet-cepet jadi seseorang yang anti nyontek dimasa depan.

3 comments:

  1. Aamiin untuk doa-nya di paragraf terakhir.

    Isu "Menyontek" sendiri memang kompleks ya. Ngga bisa begitu saja asal tunjuk main salah-salahan dan mengatakan "menyontek itu salah murid" karena sejatinya memang tidak sesimpel itu. Doa yang terbaik untuk mereka yang menyontek, semoga cepat tersadarkan

    ReplyDelete